Semua kisah tentang orang lain selalu menarik perhatian kita. Mentor saya dalam pembuatan film dokumenter mengatakan kalau ingin membuat film yang laku, pilihlah tema yang berhubungan dengan semua cairan yang ada dalam tubuh manusia.
Saya jadi ingat olok-olok terhadap koran kuning yang dulu sekali pernah meraja. Oplahnya selalu mengalahkan koran berita. Banyak yang bilang kalau koran itu jangan dikliping, sebab jika digulung dan diremas-remas maka akan mengucurkan darah dan sperma. Koran kuning isinya berita kriminal, pembunuhan dan kekerasan seksual.
Beberapa tahun terakhir ini, acara yang dilabeli sebagai infotainment di layar televisi adalah bukti nyata kalau kata mentor saya itu benar adanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas kepo atau bentuk keingintahuan kita pada semua hal tentang orang lain mewujud lewat aktifitas ghibah atau gosip.
Watak manusia yang paling konsisten memang selalu ingin tahu perihal orang lain.
Hidup sendiri memang tentang kisah dan kisah yang paling kuat akan menjadi sejarah.
Kekuatan kisah sendiri diakui oleh banyak orang. Yang paling dipercaya di dunia, merubah dunia dan membuat dunia tetap bertahan adalah cerita.
Media sosial menjadi yang terdepan karena menjadi sarana bagi warga dunia untuk bercerita.
Di X, Instagram, Tik Tok, You Tube dan lain-lain ada banyak sosok yang berpengaruh karena kemampuan bercerita atau menceritakan segala sesuatu dengan sangat baik.
Seorang Steve Jobs sekalipun mengakui bahwa orang yang paling berpengaruh di dunia adalah storyteller.
Bagi dia seorang storyteller mampu menetapkan visi misi, nilai bahkan agenda untuk generasi mendatang.
Sayangnya kebanyakan dari kita kerap mempersempit storytelling hanya dalam bidang marketing dan branding, atau ekonomi kreatif.
Padahal semua hal yang besar di dunia dipengaruhi oleh storytelling.