Tahun 2024 yang disebut-sebut sebagai tahun politik telah berlalu berganti dengan tahun baru yang semestinya tidak lagi dipenuhi dengan aksi-aksi politik untuk memenangkan kursi tertentu. Terpilihnya Presiden, Gubernur, Walikota dan Bupati yang baru dengan semua janji-janjinya baik yang mudah diingat ataupun yang tidak membawa harapan baru, sebagaimana biasanya setiap memasuki tahun yang baru.

Menjelang akhir 2024 ada banyak kabar yang tak mengenakkan. Banyak sekali kejadian yang membuat kita geleng-geleng kepala tak percaya. Ada polisi menembak polisi, ada polisi menembak anak yang dituduh tawuran, ada anak membunuh orang tua dan neneknya, dan ada sopir memukul sejawat anak majikannya.

Soal hukum tak kalah menyedihkannya. Ada pembunuh yang jelas-jelas melakukan aksinya karena terekam kamera ternyata dibebaskan oleh hakim. Lalu ada seseorang pensiunan yang menyimpan uang kontan trilyunan yang konon titipan untuk para hakim yang disuap.

Hakim-hakim memang sempat mengeluh kepada Presiden baru soal penghargaan kepada mereka yang tak seberapa. Tapi keluhan ini jelas bukan merupakan alasan untuk membenarkan penyuapan.

Bau suap memang kuat di pengadilan, seperti keputusan untuk koruptor yang merugikan negara sampai ratusan trilyun tapi hanya dihukum kurang dari 10 tahun.

Terlalu sering berada dalam tahun politik membuat hukum gagal menjadi panglima. Benar kata banyak orang yang putus asa kalau ternyata hukum tajam ke bawah dan tumpul keatas. Yang benar-benar dihukum untuk bertobat hanyalah mereka-mereka yang melakukan kejahatan karena kepepet oleh kebutuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top